Era Baru Pertanian di Embalut, Lahan Bekas Tambang Kini Menguning dengan Jagung

ktmd - katamedia.co
Selasa, 16 Apr 2024 01:21 WITA

Katamedia.co,TENGGARONG – Pemerintah Desa Embalut, di Kecamatan Tenggarong Seberang, telah menorehkan inovasi terbaru dengan mengubah lahan bekas tambang menjadi ladang jagung yang luas. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memastikan bahwa lahan yang telah kehilangan sumber daya alamnya masih dapat memberikan manfaat dan produktivitas.

Yahya, Kepala Desa Embalut, menyatakan bahwa ada sekitar 200 hektare lahan pasca-tambang yang kini telah berubah wajah menjadi area pertanian jagung. Meskipun tantangan musim kemarau sering kali muncul, hasil panen jagung tetap stabil dan memberikan keuntungan bagi para petani dan kelompok tani di desa.

Baca juga  Pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara 2, Bupati Kukar Dorong Sinergi Penuh

“Kami telah mengamankan bibit jagung dari Jawa yang mampu menghasilkan hingga 4-5 tongkol per tanaman, dan kami akan segera menyalurkannya kepada para petani,” kata Yahya.

Ini adalah musim tanam keempat yang dilakukan di lahan bekas tambang, dan Yahya merasa optimis bahwa usaha yang dilakukan bersama warga desa akan menghasilkan hasil yang memuaskan.

Baca juga  Kukar Luncurkan Posko THR, Jamin Hak Pekerja di Hari Raya

Program ini, menurut Yahya, adalah bagian dari inisiatif Bupati yang telah mengalokasikan lahan bekas tambang untuk dijadikan lahan budidaya jagung. Program ini telah menunjukkan kesuksesannya dengan berlanjutnya musim tanam hingga keempat kalinya.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi jagung dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat Desa Embalut, terutama bagi kelompok tani yang bertanggung jawab atas lahan tersebut. Ini juga merupakan bagian dari upaya mendukung program revolusi jagung yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar.

Baca juga  Kukar Anggarkan Rp12 Miliar untuk Keamanan Pilkada 2024

“Kami sangat berterima kasih kepada bupati yang telah memberikan alokasi lahan ini. Sebelumnya, kami mengalami kesulitan dalam menjual jagung karena tidak ada pasarnya. Namun, kini telah terjadi peningkatan permintaan yang besar,” pungkasnya. (*)

Bagikan:
Berita Rekomendasi