Samarinda, KATAMEDIA – Kelangkaan pupuk masih menjadi keluhan utama para petani di Kalimantan Timur, terutama di wilayah Paser dan Penajam Paser Utara (PPU). Kondisi ini memengaruhi produksi pertanian, baik pada sektor sawah maupun perkebunan kelapa sawit.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fadly Imawan, mengungkapkan bahwa pihaknya banyak menerima laporan dari petani yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk di lapangan.
“Pupuk ini kan di pasaran sekarang ini langka. Di Paser, PPU, itu rata-rata petani, baik sawit maupun sawah, itu mereka mengeluhkan tentang kelangkaan pupuk,” ujar Fadly .
Ia menegaskan bahwa kelangkaan tersebut bukan hanya persoalan pasokan, tetapi juga diduga ada praktik tidak sehat dalam distribusi pupuk.
“Kalau kita di lapangan memang mencurigai adanya permainan dalam distribusi pupuk. Ditambah masalah subsidi pupuk,” tambahnya.
Menurut Fadly, distribusi pupuk bersubsidi juga kerap tidak tepat sasaran. Ia menyebut ada oknum yang justru mempermainkan skema subsidi untuk kepentingan pribadi.
“Pupuk bersubsidi itu sebenarnya dari dulu ya kita paham bahwa oknum-oknum tertentu itu memainkan itu, dengan cara dijual ke pedagang tertentu atau pengumpul tertentu, kemudian dari situ baru didistribusikan ke luar, dan itu subsidi-nya sudah jadi tidak ada,” jelasnya.
DPRD Kaltim pun berkomitmen untuk mendorong evaluasi dalam rantai distribusi pupuk secara bertahap dan sistematis.
“Mungkin ke depan kita mendorong tentang tata niaga jual-beli pupuk ini, supaya benar-benar bisa ditata kembali,” ungkapnya.
Ia berharap solusi yang ditawarkan dapat membawa manfaat nyata.
“Karena sekali lagi ini barang yang diperlukan oleh para petani kita, tetapi sulit untuk didapatkan di lapangan. Nah ya, mudah-mudahan kita nanti bisa melakukan usulan lah mengenai tata niaga, pupuk ini. Mudah-mudahan ini bisa menjadi manfaat. Kelangkaan pupuk ini bisa diminimalisir,” pungkasnya. (Adv)