KATAMEDIA, SAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkap hasil uji laboratorium independen terhadap BBM jenis Pertamax yang beredar di Samarinda. Pemeriksaan dilakukan menyusul banyaknya keluhan masyarakat dan kerusakan kendaraan yang diduga akibat kualitas bahan bakar.
Pengujian dilakukan tim dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dengan melibatkan empat laboratorium. Hasilnya, tiga sampel BBM dari kendaraan berbeda menunjukkan nilai RON di bawah standar Pertamax.
“Semua sampel telah tervalidasi. Ini menunjukkan kualitas BBM tidak sesuai standar yang seharusnya,” ujar Andi Harun, Senin (5/5/2025), di Balai Kota Samarinda.
Salah satu sampel yang dianalisis lebih lanjut ditemukan mengandung timbal 66 ppm, air 742 ppm, serta kadar total aromatik dan benzena yang melebihi ambang batas.
“BBM tersebut mengandung zat-zat berbahaya seperti timbal dan benzena yang tidak semestinya ada dalam Pertamax,” jelas Andi Harun.
Selain itu, Andi Harun menjelaskan uji sedimen tersebut mengungkap kontaminan logam dan pembentukan senyawa polimer penyumbat sistem injeksi bahan bakar.
“Kerusakan kendaraan bukan karena tangki, melainkan kualitas BBM yang menurun akibat kontaminasi dan degradasi,” tegas Andi Harun.
Untuk itu, Pemkot Samarinda akan menyerahkan hasil lengkap pengujian ini kepada aparat penegak hukum.
“Kami tidak menyimpulkan siapa yang bersalah karena bukan kewenangan kami. Tapi hasil ini akan kami serahkan kepada Polresta Samarinda,” Tutup Andi Harun. (Adv)