KATAMEDIA, Samarinda – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur menekankan pentingnya menyelamatkan keberadaan Rumah Sakit Islam Samarinda, bukan hanya karena fungsinya sebagai fasilitas kesehatan, tetapi juga karena nilai sejarah dan simboliknya bagi masyarakat Kaltim.
“Ini Rumah Sakit Islam harus diselamatkan. Bukan semata-mata karena dia membawa nama Islam, tetapi juga karena kita ingat sejarah keberadaan Rumah Sakit Islam itu dirintis oleh tokoh-tokoh Kaltim,” ungkap Darlis.
Menurutnya, RS Islam dulunya didirikan sebagai respons terhadap keterbatasan RSUD Abdul Wahab Sjahranie dalam menangani jumlah pasien yang terus meningkat.
“Waktu itu keberadaannya juga untuk membantu keterbatasan fasilitas rumah sakit AWS,” tambahnya.
Secara historis, rumah sakit ini pernah menjadi kebanggaan masyarakat Samarinda dan Kalimantan Timur. Sayangnya, kini kondisinya memprihatinkan dan perlu perhatian ekstra dari pemerintah.
Darlis menyayangkan jika gedung yang telah menghabiskan puluhan miliar dari APBD itu akhirnya tidak digunakan.
“Gedungnya besar, APBD masuk sudah berapa puluh miliar di situ. Sayang dong kalau gedung itu mangkrak.”
Pelestarian fasilitas kesehatan berbasis sejarah bukan hanya soal fungsi pelayanan, tetapi juga penghargaan terhadap perjuangan tokoh-tokoh daerah dalam membangun infrastruktur publik yang mandiri.
Komisi IV berkomitmen terus mendorong solusi agar gedung tersebut bisa digunakan kembali.
“Kita berharap tetap digunakan di tempat itu,” ujarnya. (Adv)