KATAMEDIA, Samarinda – Dalam wawancara usai Rapat Paripurna ke-16 DPRD Kaltim, Sulasih menyampaikan kondisi ekonomi di daerah pemilihannya yang sangat bergantung pada dua sektor utama, yakni perkebunan dan pertambangan. Ia menyoroti pentingnya sektor-sektor tersebut sebagai pendorong ekonomi lokal.
“Perkebunan seperti sawit dan juga pertambangan yakni batu bara,” ucapnya saat ditanya mengenai potensi ekonomi di dapilnya.
Secara ilmiah, sektor pertambangan dan perkebunan memang menjadi tulang punggung perekonomian Kalimantan Timur. Menurut data Kementerian ESDM dan Kementerian Pertanian, dua sektor ini menyumbang lebih dari 60% PDRB Kaltim dalam satu dekade terakhir.
Namun, ketergantungan pada dua sektor ini memiliki risiko jangka panjang, terutama dari sisi keberlanjutan. Perkebunan sawit sering dikritik karena isu deforestasi, sementara pertambangan batu bara menyisakan dampak lingkungan dan sosial yang kompleks.
Meski demikian, Sulasih menegaskan bahwa kedua sektor ini tetap penting untuk ekonomi daerah. Oleh karena itu, diperlukan strategi diversifikasi ekonomi yang tidak menafikan potensi utama, tapi juga mengembangkan sektor baru seperti pariwisata, industri kreatif, atau pertanian modern.
DPRD Kaltim diharapkan dapat mendorong kebijakan yang tidak hanya mengejar peningkatan produksi, tetapi juga memperhatikan prinsip keadilan, keberlanjutan, dan keterlibatan masyarakat lokal. Misalnya, melalui kemitraan petani sawit dan penguatan koperasi.
Sulasih menilai keberadaan sektor sawit dan tambang seharusnya dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini mencakup peningkatan infrastruktur dasar, pendidikan vokasi, dan akses ke modal usaha kecil di sekitar wilayah operasional.
Potensi yang ada di dapil Sulasih merupakan refleksi dari tantangan dan peluang pembangunan daerah. Pemerintah perlu hadir tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga fasilitator yang mampu menghubungkan potensi lokal dengan agenda pembangunan nasional. (Adv)