Samarinda, KATAMEDIA — Pascabanjir besar yang melanda Kota Samarinda pekan lalu, pemerintah daerah bergerak cepat merancang strategi untuk mengantisipasi bencana serupa ke depannya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur menjadi garda terdepan dalam upaya ini.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kaltim, Tresna Rosano, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi menyeluruh serta memperkuat sistem komunikasi dan edukasi masyarakat.
“Penguatan terus kami lakukan, termasuk pengecekan lokasi-lokasi strategis seperti masjid, mushola, dan sekolah yang selama ini menjadi tempat pengungsian,” jelas Tresna pada Selasa (20/5/2025).
Langkah ini diambil agar warga memiliki titik evakuasi yang aman dan tidak kembali terdampak saat mengungsi. BPBD pun bekerja sama dengan para ketua RT untuk menyepakati lokasi evakuasi yang jelas di setiap lingkungan.
“Jangan sampai mereka sudah mengungsi, tapi malah kembali terdampak. Jadi penentuan lokasi ini penting dan harus disepakati bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Tresna mengatakan titik-titik tersebut tak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan, tetapi juga sebagai pusat evakuasi utama untuk mempercepat respons tim di lapangan.
Pendidikan kebencanaan juga menjadi bagian penting dari program ini. BPBD Kaltim berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan pelatihan di sekolah-sekolah yang berada di wilayah rawan bencana.
“Anak-anak di sekolah juga harus dibekali. Selain untuk kesiapsiagaan diri, mereka juga bisa membantu warga sekitar ketika terjadi bencana,” tambahnya.
Tak hanya menggandeng Disdikbud, BPBD juga melibatkan Dinas Kesehatan untuk memperkuat pelatihan penanganan pertama di lokasi bencana. Tresna menekankan bahwa sinergi antarinstansi sangat krusial dalam upaya penanggulangan bencana.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dalam pelatihan, kami juga melibatkan tenaga medis agar respons yang diberikan kepada korban bisa tepat dan cepat,” tutupnya.