Samarinda, KATAMEDIA – DPRD Kaltim menanggapi fenomena degradasi moral pelajar yang dikaitkan dengan penyalahgunaan teknologi. Sekretaris Komisi IV, Darlis Pattalongi, menegaskan bahwa bukan teknologi yang salah, tetapi sistem pendidikan yang belum mampu menyesuaikan diri.
“Mudah-mudahan dengan kesadaran penuh ini, ke depan degradasi moral itu bisa diminimalisasi,” ujarnya.
Ia menilai bahwa menyalahkan kemajuan teknologi hanya akan menjadi alasan defensif.
“Kondisi ini jangan kita salahkan teknologi informasi karena teknologi itu justru kebutuhan,” tegasnya.
Teknologi informasi, dalam teori inovasi sosial, bersifat netral: dampaknya tergantung bagaimana manusia menggunakannya. Dalam konteks pendidikan, teknologi seharusnya mendukung pembelajaran, bukan menggeser nilai-nilai moral.
“Bagaimanapun juga kemajuan teknologi akan terus menemukan jalurnya. Tinggal kita yang menyesuaikan pola pendidikan kita,” lanjut Darlis.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kurikulum yang tidak hanya responsif, tetapi juga adaptif terhadap perubahan zaman.
Jika kurikulum tidak mampu mengakomodasi perubahan sosial dan teknologi, maka peserta didik akan mengalami ketimpangan nilai antara realitas dunia digital dan tuntutan pendidikan konvensional.
“Nah kalau kita biarkan kondisi ini terus-terus terjadi, maka kita akan digilas oleh perkembangan teknologi itu,” tegasnya.
DPRD Kaltim mendukung reformasi kurikulum yang lebih menekankan nilai karakter, etika digital, dan kemampuan sosial untuk menjawab tantangan zaman tanpa mengorbankan moralitas generasi muda. (Adv)