Samarinda, KATAMEDIA – Menanggapi isu nasional terkait penyimpangan moral di media sosial, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, menilai sistem pendidikan saat ini terlalu fokus pada capaian akademik dan melupakan pembentukan karakter.
“Memang kita melihat bahwa ada degradasi moral yang harus menjadi perhatian utama kita,” katanya.
Menurut Darlis, akar dari masalah ini terletak pada sistem pendidikan yang tidak seimbang antara aspek kognitif dan afektif.
“Sistem pendidikan kita itu lebih berorientasi kepada prestasi akademik dan persoalan adab itu menjadi cenderung dinomor sekiankan,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa pentingnya pembentukan karakter tidak bisa diabaikan. “Pembentukan karakter itu jauh lebih penting dibandingkan dengan misalnya bagaimana memaksa agar para pelajar dan mahasiswa kita memiliki prestasi akademik yang tinggi,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan teori pendidikan holistik yang menekankan keseimbangan antara intelektual, emosional, dan moral siswa. Jika salah satu aspek diabaikan, maka risiko penyimpangan perilaku menjadi lebih besar.
“Ketika karakternya menjadi hilang atau menjadi minim, kepandaian sangat tidak cukup tanpa diimbangi dengan adab dan karakter,” tegas Darlis.
Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah pusat yang menggulirkan sekolah unggulan seperti program “Garuda Transformasi” sebagai upaya memperbaiki ketimpangan tersebut.
Darlis juga membandingkan sistem pendidikan masa lalu yang menurutnya lebih menekankan moralitas.
“Generasi kami yang berusia 50 tahun ke atas merasakan bagaimana pola pendidikan zaman kami ketika SD dengan sekarang itu memang berbeda,” katanya.
DPRD Kaltim mendorong agar kurikulum di tingkat daerah bisa menyesuaikan dengan tantangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar adab dan moralitas, yang semakin relevan di era digital saat ini. (Adv)